Todd Boehly Tak Mau Pecat Pochettino dari Chelsea
Todd Boehly Tak Mau Pecat Pochettino dari Chelsea. Drama di balik layar Chelsea seolah tak ada habisnya, kali ini menyajikan cerita tentang perpecahan di antara para pemilik klub. Todd Boehly, salah satu pemilik klub, ternyata tidak pernah benar-benar ingin melihat Mauricio Pochettino pergi dari Stamford Bridge. Tapi, ada faktor lain yang membuat kisah ini semakin menarik—kolega Boehly sendiri, Behdad Eghbali, diam-diam mendorong agar Pochettino dipecat.
Perbedaan Pandangan di Pucuk Pimpinan Chelsea
Musim lalu, Chelsea mengalami masa yang cukup sulit. Finis di peringkat 12 klasemen Premier League bukanlah hasil yang diharapkan dari klub sebesar The Blues, terutama setelah begitu banyak uang digelontorkan untuk membangun skuad yang mentereng. Ketika Pochettino datang, harapan sempat membuncah. Namun, perjalanan musim juga penuh tantangan, dan meskipun Chelsea berhasil lolos ke kompetisi Eropa, hasil itu tidak memuaskan semua pihak.
Todd Boehly, yang dikenal sebagai sosok yang tenang dan visioner, sejatinya ingin mempertahankan Pochettino. Ia yakin bahwa pelatih asal Argentina itu masih memiliki banyak hal yang bisa diberikan untuk klub. “Dia hanya butuh waktu,” begitu kira-kira pandangan Boehly mengenai Pochettino. Sang manajer memang baru satu musim di Chelsea, dan di mata Boehly, keputusan untuk memecatnya terlalu terburu-buru.
Namun, di sisi lain, ada Behdad Eghbali. Kolega Boehly ini tidak sepenuhnya setuju dengan arah yang diambil Pochettino. Bagi Eghbali, Chelsea perlu pendekatan yang lebih segar, lebih sesuai dengan strategi keseluruhan BlueCo—kelompok pemilik klub. Dia meyakini bahwa meski Pochettino telah membawa Chelsea ke level Eropa, performa keseluruhan tim masih jauh dari harapan. Eghbali merasa Chelsea butuh sosok baru di kursi manajer, dan itulah yang mendorongnya untuk memaksa Pochettino keluar.
Musim yang Tak Sesuai Harapan
Ketika Pochettino tiba di Chelsea, dia dihadapkan dengan tantangan besar. Skuad yang dipenuhi pemain baru masih dalam proses mencari bentuk terbaiknya. Cedera, inkonsistensi, hingga tekanan besar dari media dan fans membuat musim pertama Pochettino tidak berjalan mulus. Meski begitu, ia tetap berhasil membawa Chelsea ke kompetisi Eropa, sebuah pencapaian yang dianggap layak oleh Boehly, namun tidak cukup bagi Eghbali.
Menurut laporan dari Ben Jacobs, seorang pakar transfer yang sering mengungkap dinamika di balik layar klub-klub besar, Eghbali adalah sosok yang paling vokal dalam mendesak pemecatan Pochettino. Ia meyakini bahwa dengan mengganti manajer, Chelsea bisa lebih cepat mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Sementara itu, Boehly tetap mempertahankan pandangannya bahwa Pochettino layak mendapatkan lebih banyak waktu. Baginya, membangun tim yang solid butuh proses, dan Pochettino telah menunjukkan kemampuan dalam mengembangkan pemain dan tim secara bertahap. Boehly melihat potensi besar dalam diri Pochettino yang seharusnya tidak diabaikan begitu saja.
Perpecahan di Balik Pemecatan
Seperti yang kemudian terungkap, meski Boehly tetap setia mendukung Pochettino, keputusan akhir untuk memecatnya tetap diambil bersama oleh pemilik klub. Eghbali, dengan visinya yang lebih agresif dan pragmatis, berhasil memengaruhi keputusan tersebut. Inilah momen di mana perpecahan pandangan antara dua sosok kuat ini semakin terlihat.
Namun, bagi Boehly, ini adalah keputusan yang sulit diterima. Dia merasa bahwa Pochettino masih bisa membawa Chelsea kembali ke papan atas jika diberi lebih banyak waktu. Ketegangan antara Boehly dan Eghbali ini menambah warna dalam dinamika internal Chelsea, klub yang selama beberapa tahun terakhir sudah sering kali diterpa badai pergantian pelatih.
Pochettino Tidak Menganggur Lama
Setelah resmi meninggalkan Chelsea, Mauricio Pochettino memang sempat beristirahat sejenak. Namun, nama besar Pochettino di dunia sepak bola membuatnya tidak butuh waktu lama untuk menemukan pekerjaan baru. Beberapa klub besar dilaporkan tertarik untuk merekrutnya, termasuk rumor yang menyebut bahwa dia masuk dalam radar timnas Inggris. Pengalaman Pochettino yang luas di Premier League tentu menjadi salah satu daya tarik utama bagi banyak klub dan tim nasional.
Namun, di tengah segala spekulasi tersebut, muncul kabar mengejutkan dari pakar transfer ternama, Fabrizio Romano. Menurut Romano, Pochettino hampir dipastikan akan menjadi pelatih tim nasional Amerika Serikat. Romano, yang terkenal dengan bocorannya yang akurat, mengungkapkan bahwa Pochettino hanya tinggal selangkah lagi untuk diresmikan sebagai pelatih baru USMNT (United States Men’s National Soccer Team).
Jika kabar ini benar, maka Pochettino akan menggantikan Gregg Berhalter, yang dipecat setelah penampilan buruk timnas AS di Copa America 2024. Bagi Pochettino, ini adalah tantangan baru yang mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya, namun juga membuka peluang baginya untuk membawa AS ke level yang lebih tinggi di panggung internasional.
Langkah Besar Menuju Amerika
Jika Pochettino resmi melatih timnas Amerika Serikat, ini tentu akan menjadi langkah besar bagi kariernya. Timnas AS memiliki potensi yang besar dengan banyak talenta muda, dan Pochettino dikenal sebagai pelatih yang mahir dalam mengembangkan pemain muda. Dalam beberapa tahun terakhir, Pochettino telah menunjukkan keahliannya dalam membangun tim yang solid, baik di Tottenham Hotspur maupun di Paris Saint-Germain. Keahlian ini sangat cocok dengan kebutuhan timnas AS yang sedang mencari identitas baru setelah kegagalan di Copa America.
Tak hanya itu, tantangan melatih tim nasional juga berbeda dengan klub, di mana Pochettino akan dihadapkan pada siklus pertandingan internasional yang lebih jarang namun dengan tekanan yang tinggi. Namun, jika melihat track record-nya, Pochettino memiliki semua modal yang dibutuhkan untuk berhasil dalam tugas barunya ini.
Kesimpulan: Chelsea Lanjut Tanpa Pochettino
Perbedaan pandangan di antara para pemilik Chelsea telah membawa Mauricio Pochettino ke petualangan baru. Meski Todd Boehly berjuang keras mempertahankannya, Behdad Eghbali, dengan pandangan yang berbeda, berhasil mempengaruhi keputusan akhir klub. Kini, Chelsea harus melanjutkan perjalanan mereka dengan pelatih baru, sementara Pochettino tampaknya akan segera memulai babak baru dalam kariernya bersama tim nasional Amerika Serikat.
Bagi Chelsea, ini adalah waktu yang penuh ketidakpastian. Dengan terus berjalannya proyek jangka panjang klub di bawah BlueCo, Chelsea kini harus fokus menemukan kestabilan dengan pelatih baru. Sedangkan bagi Pochettino, tantangan di Amerika Serikat akan menjadi kesempatan baginya untuk menunjukkan bahwa ia masih merupakan salah satu pelatih terbaik di dunia. Apakah keputusan untuk berpisah ini akan membawa kebaikan bagi kedua belah pihak? Waktu yang akan menjawabnya.