Arteta Mengakui Kegagalan Arsenal di Bursa Transfer Januari

Arteta Mengakui Kegagalan Arsenal di Bursa Transfer Januari. Meski sempat berupaya memperkuat lini serang, The Gunners menutup jendela transfer tanpa kedatangan pemain baru. Kegagalan ini memicu kekhawatiran, terutama mengingat cedera panjang Gabriel Jesus dan tekanan pada performa tim di kompetisi domestik maupun Eropa.
Kegagalan Transfer dan Dampaknya pada Skuad
Arteta menyatakan klub memiliki rencana jelas untuk merekrut pemain yang bisa meningkatkan kualitas skuad. Namun, berbagai faktor seperti kesulitan negosiasi, harga pemain yang melambung, dan minimnya opsi sesuai kriteria membuat Arsenal pulang tangan kosong. “Kami berusaha maksimal, tapi akhirnya tak ada yang terwujud. Ini tentu mengecewakan, tapi kami harus menghormati proses dan disiplin dalam keputusan,” ujar pelatih asal Spanyol itu.
Kegagalan ini berdampak signifikan. Arsenal kini hanya mengandalkan Kai Havertz dan Nathan Butler-Oyedeji sebagai opsi penyerang tengah. Havertz, meski mencetak gol dalam kemenangan 5-1 atas Manchester City, dinilai masih inkonsisten. Sementara Butler-Oyedeji, pemain berusia 20 tahun, belum memiliki pengalaman matang di level profesional.
Krisis Cedera dan Beban pada Pemain Inti
Cedera ACL Gabriel Jesus yang memaksanya absen hingga akhir musim memperparah situasi. Padahal, Jesus bukan hanya pencetak gol, tetapi juga pengatur alur serangan. Arteta juga kehilangan Bukayo Saka selama beberapa pekan akibat cedera hamstring. Dua absen kunci ini membuat Arsenal kesulitan menyeimbangkan serangan dan kreativitas di lini depan.
Havertz pun dipaksa tampil dalam hampir setiap pertandingan, meski performanya fluktuatif. Dalam leg pertama semifinal Carabao Cup melawan Newcastle United, Havertz gagal mengubah peluang emas yang berujung pada kekalahan 0-2. Padahal, partai leg kedua di St. James’ Park pada 6 Februari menjadi penentu bagi Arsenal untuk lolos ke final.
Eksperimen Formasi dan Opsi Alternatif
Untuk mengatasi keterbatasan skuad, Arteta mulai bereksperimen dengan formasi dan posisi pemain. Leandro Trossard sempat diturunkan sebagai penyerang tengah saat Arsenal mengalahkan Girona 2-1 di Liga Champions. Raheem Sterling, yang dipinjam dari Chelsea, juga disebut bisa diuji di posisi sentral.
Selain itu, Arteta membuka peluang bagi pemain muda seperti Ethan Nwaneri (17 tahun) untuk mendapat menit bermain. “Kami harus fleksibel. Leo, Raheem, Martinelli, bahkan Ethan bisa diuji di posisi tersebut. Ini saatnya mencoba hal baru,” tegasnya.
Gabriel Martinelli, yang biasanya bermain di sayap kiri, juga menjadi kandidat penyerang tengah. Meski kurang berpengalaman di posisi itu, kecepatan dan kemampuan dribble-nya dinilai bisa menjadi solusi jangka pendek.
Kritik dari Publik dan Analis
Kegagalan transfer Januari menuai kritik dari fans dan analis. Sejumlah pihak menilai manajemen Arsenal terlalu idealis dalam mencari profil pemain “sempurna”, alih-alih mencari solusi praktis. Mantan striker Arsenal, Thierry Henry, menyoroti risiko bergantung pada Havertz: “Kai punya kualitas, tapi dia butuh kompetisi. Tanpa pendatang baru, tekanan padanya semakin besar.”
Analis transfer Fabrizio Romano juga mengungkapkan bahwa Arsenal sempat mendekati Viktor Gyökeres (Sporting CP) dan Ivan Toney (Brentford), namun mundur karena harga yang dinilai tidak realistis.
Pelajaran dan Persiapan Menuju Akhir Musim
Arteta mengaku timnya belajar banyak dari kegagalan ini. “Kami harus lebih gesit dalam negosiasi dan memiliki backup plan. Tapi, ini bukan akhir dari segalanya. Kami punya pemain berkualitas yang siap berjuang,” katanya.
Untuk memulihkan fisik dan mental pemain, Arsenal akan mengadakan kamp pelatihan di Dubai selama jeda kompetisi usai laga kontra Newcastle. Jeda 10 hari sebelum menghadapi Leicester City pada 15 Februari diharapkan menjadi momen pemulihan, terutama bagi Saka yang masih dalam proses rehabilitasi.
Peluang di Carabao Cup dan Liga Champions
Meski tertinggal 0-2 dari Newcastle, Arteta yakin timnya bisa membalikkan keadaan di leg kedua. “Kami punya pengalaman melakukannya. Mentalitas tim ini kuat,” ujarnya. Kemenangan atas Manchester City disebut menjadi bukti bahwa Arsenal tetap kompetitif di level atas.
Di Liga Champions, Arsenal akan menghadapi Inter Milan di babak 16 besar. Kesempatan emas ini menjadi ajang pembuktian bahwa The Gunners bisa bersaing tanpa tambahan pemain baru.
Masa Depan Havertz dan Pemain Muda
Havertz kini berada di titik kritis karirnya di Emirates. Musim ini, ia telah mencetak 15 gol di semua kompetisi, tapi kepercayaan diri yang naik-turun membuatnya kerap jadi sasaran kritik. Performanya dalam sisa musim ini bisa menentukan apakah Arsenal akan tetap mempertahankannya atau mencari penyerang baru di musim panas.
Di sisi lain, kegagalan transfer membuka peluang bagi pemain akademi seperti Nwaneri dan Myles Lewis-Skelly. Keduanya telah tampil di laga-laga pramusim dan dinilai siap diberi kesempatan.
Kesimpulan: Ujian Nyata Bagi Arteta
Tantangan terbesar kini ada di pundak Arteta. Tanpa pendatang baru, ia harus memaksimalkan sumber daya yang ada dan menjaga konsistensi tim di empat kompetisi. Fleksibilitas taktik, manajemen cedera, dan pemberian kesempatan pada pemain muda menjadi kunci.
“Kami tidak bisa mengeluh. Ini tim yang kami miliki, dan kami akan berperang bersama,” pungkas Arteta. Hasil akhir musim ini akan membuktikan apakah kegagalan transfer Januari menjadi batu loncatan atau batu sandungan bagi proyek jangka panjangnya.