Pembelian De Ligt Belum Beri Dampak Signifikan

Pembelian De Ligt Belum Beri Dampak Signifikan
Pembelian De Ligt Belum Beri Dampak Signifikan

Pembelian De Ligt Belum Beri Dampak Signifikan. Erik ten Hag mengambil langkah besar dengan mendatangkan Matthijs de Ligt di bursa transfer musim panas 2024. Diharapkan bisa memperkuat lini belakang Manchester United, De Ligt dianggap sebagai pengganti potensial untuk Harry Maguire, yang selama ini jadi sorotan tajam publik Old Trafford. Namun, sejauh ini, ekspektasi tinggi terhadap bek asal Belanda ini belum terbayar.

Masalah yang Belum Terpecahkan di Lini Belakang
Sudah memasuki awal Oktober, namun pertahanan Manchester United masih menjadi masalah besar yang belum terselesaikan. Jika menilik statistik, lini belakang Setan Merah justru tampak semakin rapuh. Dalam tiga pertandingan kandang di Premier League musim ini, MU sudah dua kali kalah telak dengan skor identik 0-3. Pertama saat menghadapi Liverpool di awal September, dan kekalahan yang menyakitkan lainnya ketika Tottenham mempermalukan mereka di kandang sendiri.

Kekalahan demi kekalahan ini jelas memberi tekanan besar pada Erik ten Hag. Manajer asal Belanda itu sudah memasuki musim ketiganya di Old Trafford, namun gaya permainan dan stabilitas pertahanan masih jauh dari kata memuaskan. Seharusnya, kedatangan De Ligt bisa memberikan pengaruh besar dalam membenahi lini belakang yang keropos, tetapi kenyataannya berkata lain.

De Ligt Belum Sesuai Ekspektasi
De Ligt, yang didatangkan dengan harapan besar, belum mampu menunjukkan kualitas sebagai seorang pemimpin pertahanan yang kokoh. Dalam pertandingan terakhir melawan Tottenham, De Ligt dipercaya turun bersama tiga bek lainnya, yaitu Noussair Mazraoui, Lisandro Martinez, dan Diogo Dalot. Kombinasi ini, yang dianggap sebagai lini belakang terbaik MU saat ini, ternyata tak cukup tangguh untuk menghadang serangan Spurs.

Paul Scholes, legenda Manchester United, tidak segan-segan mengkritik performa De Ligt. Menurut Scholes, perekrutan De Ligt belum memberikan dampak signifikan yang diharapkan. “Ketika Anda mendatangkan pemain baru, tentu Anda berharap si pemain bisa tampil jauh lebih baik dari pemain yang sudah ada, tapi saya tidak melihat pemain-pemain anyar ini membuat perbedaan,” ujar Scholes dengan nada kecewa.

Dibandingkan dengan Maguire
Satu hal yang menarik dari pernyataan Scholes adalah ketika ia secara langsung membandingkan De Ligt dengan Harry Maguire, yang selama ini sering menjadi kambing hitam dari buruknya performa lini belakang MU. “De Ligt didatangkan untuk menggantikan Maguire, katakanlah begitu, tapi tidak ada perbedaan signifikan,” lanjut Scholes.

Maguire, yang kini menjadi pilihan kedua di bawah De Ligt, kerap dikritik karena kesalahan-kesalahan individu yang merugikan tim. Namun, dengan hadirnya De Ligt, pertahanan MU tidak menunjukkan peningkatan berarti, bahkan terlihat lebih buruk dalam beberapa pertandingan. Fakta bahwa mereka kebobolan enam gol hanya dalam dua laga kandang menunjukkan adanya masalah struktural di lini belakang yang belum terselesaikan.

Krisis Taktik Erik ten Hag?
Masalah di pertahanan Manchester United tak hanya terletak pada individu pemain, tetapi juga bisa jadi masalah pada taktik dan strategi yang diterapkan oleh Erik ten Hag. Hingga kini, taktik yang diusung Ten Hag masih sering dipertanyakan, terutama bagaimana ia menyesuaikan permainan di lini belakang.

Sejak kedatangannya, Ten Hag memang dikenal sebagai pelatih yang menyukai gaya bermain menekan dan penguasaan bola, namun gaya ini tampaknya belum bisa diterapkan secara efektif di MU. Dalam beberapa pertandingan, MU tampak terlalu mudah ditembus melalui serangan balik cepat lawan. Lini pertahanan sering kali terlihat bingung ketika harus menghadapi transisi dari menyerang ke bertahan.

Laga melawan Tottenham adalah contoh nyata. Meski mereka menguasai bola, pertahanan MU tetap gagal menjaga soliditas. Serangan balik cepat Tottenham yang dipimpin oleh James Maddison dan Son Heung-min mampu membuat barisan pertahanan MU berantakan.

Apakah Dalih Masih Bisa Diterima?
Kritik Scholes bukan hanya tertuju pada De Ligt, tetapi juga pada skuad Manchester United secara keseluruhan. Mantan gelandang elegan itu menyoroti fakta bahwa para pemain MU yang sekarang adalah pemain-pemain berpengalaman dengan gaji tinggi, namun performa mereka di lapangan justru jauh dari ekspektasi. Seharusnya kita tidak terus mendengar dalih, mereka harus berlatih dan menemukan cara bermain. Lakukan sesuatu, berikan sesuatu pada kami!” tegas Scholes.

Kritik ini bukan tanpa dasar. Dalam beberapa pertandingan besar, para pemain kunci seperti Bruno Fernandes dan Marcus Rashford sering kali menghilang. Fernandes, yang seharusnya menjadi motor serangan MU, justru kerap tampil tidak konsisten dalam pertandingan-pertandingan penting. Bahkan, dalam laga melawan Tottenham, Fernandes hanya mencatatkan dua tembakan tanpa ancaman berarti.

Masih Ada Waktu untuk Perbaikan?
Meski awal musim 2024/2025 ini berjalan sulit, Ten Hag dan skuadnya masih memiliki waktu untuk memperbaiki keadaan. De Ligt, dengan bakat yang dimilikinya, tetap menjadi aset berharga bagi Manchester United. Sebagai pemain yang sudah malang melintang di kompetisi Eropa bersama Ajax, Juventus, dan Bayern Munich, De Ligt jelas memiliki pengalaman dan kemampuan untuk menjadi bek yang bisa diandalkan.

Namun, yang dibutuhkan saat ini adalah perbaikan secara menyeluruh, bukan hanya pada individu pemain. Ten Hag harus segera menemukan formula yang tepat untuk menyatukan lini belakangnya. Selain itu, pembenahan taktik dan mental pemain juga harus menjadi prioritas agar Setan Merah bisa kembali kompetitif di papan atas Premier League.

Menunggu Bukti Nyata
Dalam beberapa pekan ke depan, Manchester United akan menghadapi rangkaian pertandingan penting di Premier League dan Liga Champions. Ini akan menjadi momen krusial bagi Ten Hag dan De Ligt untuk membuktikan bahwa mereka bisa membawa perubahan yang diharapkan. Terlepas dari kritik yang ada, waktu masih berpihak pada mereka untuk bangkit dan memperbaiki performa.

Sebagai bek yang dianggap sebagai salah satu talenta terbaik generasinya, De Ligt memiliki semua atribut yang dibutuhkan untuk sukses di Manchester United. Namun, keberhasilan tidak hanya tergantung pada dirinya saja. Ini adalah tanggung jawab kolektif yang harus dibagi antara pemain, pelatih, dan juga manajemen klub.

Untuk saat ini, fans Manchester United harus bersabar menunggu perbaikan yang lebih nyata. Mereka berharap bahwa De Ligt akan segera menunjukkan performa yang lebih baik dan membuktikan bahwa perekrutannya bukan sekadar pembelian mahal tanpa hasil.

Gulir ke Atas